Google

Thursday, December 07, 2006

Waroeng Eddie (Spesial Makanan Semarang)


JAKARTA - Tadi siang saya menemukan Warung Makan yang benar-benar Super, menyediakan
aneka masakan khas Semarang yang langka ditemui di Jakarta, dalam satu
tempat yang dinamakan Waroeng Eddi.

Lokasinya tertulis Jl Raya Panjang 64 Jakarta Barat. Tapi kalau mau mencari
lokasinya dengan bermodalkan nomor saja tanpa ada ancer-ancer, ya jelas bisa
desperado pakai bando sebelum ketemu lokasinya, hehehe... karena Jalan
Panjang benar-benar panjang dan kadang-kadang nomornya acak, cocok untuk
adegan uji nyali, terutama misalnya pada saat sedang ingin buang air kecil.

Sebagai ancar2, lokasinya di Jalan Panjang, di sisi menuju ke RCTI. Kalau
datang dari Pondok Indah, setelah melewati Pom Bensin yang 24 jam di sekitar
Pos Pengumben dan Sekolah Nasional Plus, maka sudah harus pelan-pelan,
karena warungnya kecil, dan berada di sederetan warung-warung yang lain.
Bila Anda mafhum benar dengan Nasi Uduk Puas Cabang Kebon Kacang, nah lokasi
Waroeng Eddi kira-kira di kompleks tersebut.

Berkali-kali melewati warung ini, selalu dalam posisi yang salah, yaitu
posisi yang berlawanan, sehingga selalu batal. Makanya hari ini, sambil
memantapkan hati, menyatukan visi dan tujuan jalansutra, akhirnya saya
bela-belain cari U Turn walaupun agak jauh sekitar 500m untuk mampir.
Terutama sudah beberapa minggu ini Waroeng Eddi menempelkan spanduk dengan
satu item yang menawan hati saya: Nasi Koyor. Tadinya mau makan Nasi Bebek
Goreng Surabaya di Jalan Panjang yang rame itu. Batal karena tidak ada
tempat parkir.



Waroeng Eddi menyediakan macam-macam makanan khas Semarang, baik snack
(seperti arem-arem, Lumpia, Tahu Petis, dsb). Main meal antara lain: Tahu
Gimbal Udang, Nasi Ayam (Sego Ayam - nasi Liwet ala Semarang), Bestik Lidah,
Babat/Usus Gongso, Nasi Goreng Babat, Nasi Opor, Ayam Goreng ala Semarang,
Asem-Asem Daging ala Semarang (di warungnya disebut double entry, dengan
Garang Asem Pekalongan - supaya semua persepsi diakomodasi), Bistik
Galantin, Empal, Usus/Babat Goreng, Rempelo Ati, Nasi Gudeg Semarang, Nasi
Koyor, Nasi Langgi, Nasi Rames, dsb.

Sekali lagi saya perlu acungkan jempol karena Pak Eddi, owner sekaligus
chefnya ini, bisa menghadirkan bahan-bahan dasar yang dikirim dari Semarang.
Rebung, Koyor, dsb. secara berkala didatangkan dari Semarang. Saya menikmati
Nasi Koyor hari ini, dan rasanya, mmmm.... Koyornya sangat empuk, di masak
dengan cabe merah dan hijau, dengan kuah yang agak kental. Benar-benar
langka. Basically Koyor adalah "tunjang" atau otot kaki sapi(? BYKS) yang
dimasak secara sederhana hingga empuk. Di Semarang, semur koyor dengan kuah
coklat dan rasa yang sedap seadanya dihidangkan dengan nasi, atau sering
menjadi add-ons untuk sajian Gudeg. Tak heran di sekitar Semarang, ada
varian hidangan Gudeg dengan nama Nasi Gudeg Koyor. Pakemnya adalah nasi,
gudeg Semarang (biasanya agak asin dan encer/basah walaupun ada yg
manis), sambel goreng krecek (dengan kuah, basah juga), dan koyor.

Saya juga "mencobai" sambal yang terhidang di meja. Warnanya merah, dan saat
dicium, aroma yang keluar adalah sambal khas untuk menemani hidangan Ayam
Goreng Semarang. Rasa sambalnya manis dan pedas silih berganti. Modusnya
kental. Hmmm... next time saya harus mencoba Ayam Gorengnya, pasti enak,
kata saya dalam hati.

Bahan2 tertentu katanya diimpor langsung dari Semarang. Si owner, namanya
Eddi, asli Semarang, bisa memasak karena ia memang doyan makan. Wah, dalem
banget nih filosofinya. Dari penampakan luarpun sebenarnya langsung terlihat
bahwa Pak Eddi ini senang makan :) Inilah bedanya JSer dan Non JSer. Kalau
JSer yang suka makan secara penampakan biasanya tetap slim and fit, padahal
definisi dan kadar icip-icip-nyapun di luar batas manusia normal. Wah mantap
benar nih, dari penampilannya memang kelihatan bener bisa masak dan doyan
makan. Pasti dia memasak dengan soul, jadi kreasi masakannya bisa menguar
dengan enak. Saya selalu percaya bahwa "soul" saat memasak akan mempengaruhi
hasil masakan, walaupun pendapat ini sulit dibuktikan secara logis.




Pak Eddi yang super ramah ini selalu menyapa para pembeli dengan logat khas
Semarang-annya yang medhok (dan nyemek) secara ramah. Pria berkacamata ini
jebolan FE UNDIP angkatan 1987. Di Jakarta sudah buka Waroeng Eddi setahun
lalu.

Sebagai desert, saya mencoba Es Campur Gang Lombok. isinya: Cao (cincau
hitam), kolang-kaling, kelapa muda yang gurih (hanya sayang,
irisannya menggunakan alat irisan yg kasar, sehingga teksturnya kasar untuk
kelapa muda yang gurih itu), nanas. Sirupnya? Lhadalah.... Gang Lombok
banget geto loh.... ditutupi dengan es serut yang halus dan menggunung,
sirup yang dipakai memang diimpor langsung dari Semarang pula.

Eddi menjelaskan, Galantin atau Macaroni Schotel bisa dipesan juga secara
khusus, kalau mau, supaya enak, untuk versi spesialnya, dia menggunakan
Smoked Ham dan Liver Paste, dsb. Galantin adalah varian Rollade daging sapi.
Cincangan Daging Sapi dibentuk seperti tabung diolah dengan bumbu2 seperti
pala, bawang putih yang cukup, generous. Dihidangkan seperti steak, ditemani
sayur-sayuran rebus seperti wortel, potongan kentang goreng, dan buncis.
Dressingnya? kuah kental berwarna coklat dengan dominasi bawang putih dan
tomat saat pembuatannya.



Sambil melirik Gimbal Udangnya yang sungguh menggemaskan (tebal dan empuk),
dan Sambal Goreng Kreceknya yang melambai-lambai, saya meninggalkan warung
ini dengan harapan akan kembali lagi dalam waktu dekat.

Nasi = 2.5K
Semur Koyor = 10K
Es Campur Gang Lombok = 7.5K

Kutipan dari kartu namanya:

Waroeng Eddi - 100% Halal - Terima pesanan
Masakan Khas Semarang
Sekali Coba Pasti Suka
HP: 0811 828519 Rumah: 5803170
Jl Raya Panjang 64 Jakarta Barat 580 3170
ITC Kuningan Jembatan Lt. 4 No 4 Jakarta Selatan 70096248

Eh iya, kenapa kok saya kasih nama "Apel gede" di judul posting? Ya karena
"APE Lu mau GuE aDE" sih hehehe... just name it, makanan Semarang, apa saja,
ada di sini. Bikin takjub bener.

Review dari Pak Hannysan

Wednesday, September 06, 2006

Pepes Tahu Halim


JAKARTA - Pepes Tahu barangkali bukan suatu masakan yang luar
biasa bagi sebagian orang. Tapi untuk yang
satu ini saya sekedar berbagi experience berhubung
adanya disekitar Bandara.

Rumah makannya bernama Warung Pasundan. Lokasi di
jalan perimeter Bandara Halim Perdanakusuma pas
tikungan depan terminal bus, arah ke belakang Bandara.
Sesuai namanya kita tahu apa yang dihidangkan. Cara
menghidangkan gaya prasmanan. Pinggan berisikan
beragam masakan diletakan tersusun di lemari kaca
bertingkat. Di sebelah kanan atas tampak segerombolan
jenis pepes terbungkus daun pisang. Salah satu adalah
pepes tahu. Dilipat ala berdiri seperti bungkusan gado
gado kecil.

Didalam daun pisang tersebut tampak makanan berwarna
dominan putih tua (broken white). Badan utama terdiri
dari pecahan tahu bercampur bumbu. Di dasar biasanya
terdapat sehelai daun salam dan di tengah ada potongan
serai. Sampai disini saja sensasi rasa sudah cukup
kompleks. Gurih dari protein nabati terasa lengkap
dengan iringan bumbu dapur. Yang unik, lembutnya
pecahan tahu, tampaknya masih dianggap kurang. Di
salah satu sisi, kita akan ketemu suatu elemen yang
cenderung transparan bak jelly. Dugaan say mah, ini
berasal dari bongkahan krupuk kampong. Setelah
terkukus bersama tahu, elemen ini memang menimbulkan
sensasi lembut yang merekat pada rongga mulut. Saya
pikir selain complex dalam rasa, juga complex dalam
texture. Boleh tahan juga masakan ini.

Sebagai laporan, selain pepes tahu saya biasa menemani
sepiring nasi dengan tumisan yang berisi leunca, oncom
dan cabe hijau, dan ikan mas goreng garing ukuran 20
cm, serta urap yang berbumbu sangat tasty.

Review dari Pak Gatot

Thursday, August 17, 2006

Jajanan Nusantara di Jakarta


JAKARTA - Kebetulan saya lagi lewat dan menemukan blog ini. Isinya sangat berguna loh dan up to date mengenai jajanan nusantara yang bisa ditemui di Jakarta

Ada jajanan solo ataupun bali, semuanya lengkap dg nama resto, lokasi serta reviewnya.

Kalau penasaran lebih jauh, coba deh ke websitenya UNGKHE'S SITE

Happy eating!

Wednesday, August 16, 2006

Nasi Uduk Bansus Bogor


BOGOR - Kali pertama, saya coba cari
sendiri, dan karena kebetulan tidak bawa mobil, saya hanya
berpatokan dengan jembatan Bondongan, tetapi tidak ketemu juga, dan
karena lapar akhirnya makan nasi uduk yang lainnya. Pulangnya baru
ketahuan ternyata saya terlalu cepat turun angkota, lokasi yang
benar adalah setelah Jembatan Bondongan.

Waktu berlalu beberapa bulan, dan baru Sabtu kemarin rasa penasaran
muncul lagi. Karena sore itu saya dan anak-anak rencana mau ke BTM,
akhirnya saya putuskan orang dewasa makan dulu di Nasi Uduk Bansus -
Bondongan, anak-anak seperti biasa mereka lebih suka makan di
tempatnya Paman Sanders, Kentucky.

Semenjak dibukanya Bogor Trade Mall (BTM), jalan pahlawan sekarang
dibuka dua arah. Kalau dulu untuk mencapai lokasi ini harus lewat
jl. Surya Kencana baru belok arah Jl. Pahlawan, sekarang bisa lewat
Kebon raya, ketemu bundaran depan BTM, langsung belok kanan. Cuma
lumayan macet, karena banyak angkot ngetem disitu. Butuh waktu lebih
dari 10 menit untuk jarak yang tak lebih dari sekitar 300 meter.

Kalau anda tidak ingin bermacet ria dan lebih suka jalan kaki, boleh
saja parkir di BTM, terus tinggal jalan kaki ke Jl. Pahlawan. Dari
BTM lokasinya ada disebelah kiri jalan.

Bansus ini, hanya sekedar warung tenda tanpa nama, buka dari sore
hingga malam. Menurut Yohan, kalau ingin mencoba jangan datang lewat
jam 19.30 malam, karena hanya tinggal sisa-sisa saja.

Kemarin saya datang sekitar jam 7, dan kebetulan agak sepi.
Warungnya tampak bersih, dengan meja panjang berisi aneka lauk
berikut nasi uduk yang dibungkus dengan pisang. Saya pesan Bansus,
dan minta piring untuk nasi uduk. Lauknya, saya ambil paru goreng,
telur puyuh dan semur jengkol, sementara istri saya ambil lauk empal
daging. Aroma gurih daun salam yang semerbak langsung terasa ketika
daun pembungkus nasi uduk dibuka. Parunya cukup gurih, dan empalnya
juga empuk sekali. Sayang perut saya sedikit bermasalah jadi tidak
berani mencoba sambal kacangnya, tetapi menurut istri saya cukup
enak.
Semur jengkolnya tidak juga cukup enak, dan bau jengkolnya tidak
begitu terasa. Bahkan istri saya yang tidak doyan jengkol sempat
tertarik dan mengira itu kentang. Tetapi ketika diamati dengan
seksama dan coba diendus-endus baunya, baru tahu bahwa itu semur
jengkol.

Bansusnya (Bandrek Susu) juga cukup enak. Menurut istri saya,
sebenarnya kalau Bandrek itu tidak pakai santan, kalau yang pakai
santan namanya bajigur. Tetapi Bansus di warung ini tampaknya pakai
santan, sehingga rasanya lebih gurih, ditambah wangi jahe dan aroma
susu yang begitu menggoda.

Total kerusakan untuk dua gelas bansus, dua bungkus nasi, satu paru,
satu telor puyuh, satu tusuk semur jengkol dan satu empal daging
adalah Rp. 29,000. Untuk kelas warung kaki lima memang tidak dapat
dikatakan murah, tetapi dibandingkan dengan rasa serta porsi paru
dan daging yang cukup lebar harga termasuk cukup masuk akal.

Sajian serupa dengan harga lebih murah (tetapi tidak ada bansus)
dapat di temui di pertokakan Jembatan Merah. Kalau ini benar-benar
lebih kaki lima, karena letaknya persis di emper toko. Harga lebih
murah, karena memang porsinya lebih kecil. Untuk rasa, nasi uduknya
lebih enak dengan bungkus yang cukup unik. Untuk lauknya, Bansus
Bondongan lebih enak. Dan untuk kebersihan dan kenyamanan makan
sudah pasti Bansus Bondongan lebih recomended.

Review dari Pak Bambang

Soto Betawi Jalan Panarukan Jakarta


JAKARTA - Yang satu ini bolehlah disebut sebagai legenda bagi
sebagian orang. Perkenalan saya saja diawali pada
tahun tujuhpuluhan. Saya juga tahu kalau banyak
saudara kita JS-ers yang hafal dengan tempat ini.

Sebelum mangkal ditempat yang terakhir, dia berada di
jalan Panarukan. Belum lama ini dia pindah ke jalan
Bandung, berjarak sekitar 100 meter dari pojokan
pertigaan jalan Panarukan tempat sebelumnya. Ada
peningkatan kenyamanan dari taraf Amigos (agak minggir
got sedikit) ke deretan kios permanent.

Bu Haji, yang kebetulan ibunda dari seorang kawan,
masih aktif meracik walaupun dibantu oleh beberapa
asisten. Yang bertugas sebagai tukang rajang daging
dan jeroan sapi, dan tukang tuang kuah. Disini juga
tersedia pilihan daging ayam bagi yang kurang suka
aroma sapi. Terus terang, pilihan ini agak jarang bisa
ditemui dari penjual soto sejenis. Pilihan saya
biasanya bergeming pada dada ayam campur paru sapi.
Kedua ingredients tersebut sebelumnya telah diungkep
dan digoreng seperti bahan lainnya. Yang saya suka,
potongan ayam tersebut menghasilkan sensasi crispy
tanpa kehilangan kelembutannya di bagian dalam.
Sementara dengan istimewa, potongan paru betul
memanjakan gigi karena jauh dari liat.

Seperti lazimnya masakan berkuah lainnya, tentu kunci
utama kelezatan ada pada kuah itu sendiri. Buat saya
kuah disini menampilkan spektrum rasa yang lengkap
akibat penggunaan bumbu yang sesuai pakem. Namun,
kekuatannya justru ada pada keseimbangan yang
mendekati sempurna. Unsur rasa dari seluruh bumbu
tampil sejajar saling memperkuat tanpa ada usaha
menonjolkan diri. Ketumbar, kunyit, jahe, bawang,
jintan dan teman lainnya berada pada posisi yang
subtle namun secara bersama menghasilkan personality
baru yang simpatik. Selain pilihan isi yang tergantung
selera kita, tentunya soto itu dilengkapi dengan
potongan tomat, emping goreng dengan garnish rajangan
daun bawang serta bawang merah goreng. Sebagai aksen,
beberapa tetes jeruk nipis dan kecap manis (cap bango)
dicipratkan sebelum dibawa ke meja kita.

Acar berisikan potongan kecil timun, bawang, wortel
dan buliran cabe rawit hijau yang disediakan dalam
stoples di meja, juga sangat pas untuk mengimbangi
rasa “berat” (atawa magtig) yang kadang muncul dari
kuah santan dan jeroan. Kalau pinjam teknik wine
testing, saya harus bilang “dia punya acidity yang
balance”. Bukan hal yang aneh kalau melihat orang
memesan satu mangkok tambahan lagi disana.

Review dari Pak Gatot

Odise Yogurt Bandung


BANDUNG - Jaman dulu pas saya nulis tentang Yoplait ada yang ngereply dengan bilang
bahwa dia lebih suka odise/ yaourt. Yaourt saya udah cobain (beli di
setiabudi supermarket Bandung) dan menurut saya mah biasa aja. Odise, nah,
yang ini belon nyobain, jadi so far yogurt paporit saya tetep Yoplait/
Yogurt yang suka dibeliin ama TiMon

Nah karena lupa Odise belinya di mana, saya ga pernah nyobain sampe suatu
hari pas saya lagi jalan-jalan sante sama seorang temen di jalan Pasteur,
mata saya nangkep spanduk ijo kecil dengan tulisan kuning dengan tulisan "
Kios Yogurt Odise "
Terjadilah percakapan di bawah ini
Saya : Eh, itu teh kiosnya Odise he-euh? Katanya itu teh enak pisan siah
.... *semanget*
Mey : Oh iyaaah emang enaak daaa ... saya udah pernah nyobaiinn ... siga
pudding siah
Saya : Aduh ari kamu mah gitu daaa .... bukannya bilang-bilang atuh nemu
yogurt enak teeehhh ...
kan kamu tau kalo saya teh yogurt monster .... Mampir atuh
yu??
Mey : Yuuu ...
Saya: (belok a la schumacher masup ke parkiran odise ... brem bremmm
ciiiittttt )

Kiosnya kecil, selaen ada cooler gede yang isinya cup cup yogurt aneka
rasa, dia juga jual makanan kecil, kopi dll. Kayanya mah selaen jualan
yogurt dia juga mo sekalian nangkep pasar orang-orang yang mo rehat sejenak
nyemal nyemil sebelon masup ke tol.

Cupnya cup yogurt standar *gelas plastik putih yang tebel pake tutup*
dengan stiker bercak-bercak mirip bercaknya sapi berwarna warni. Ada
tulisannya "French Yogurt Odise" "Strawberry" ama "150 ml" dan lambang
halal. Permukaannya yogurtnya licin mulus kaya muka tanpa jerawat dan padet
kaya pudding gitu, jadi bisa disendok-sendok kaya makan ager-ager.

Saya sendok satu suapan kecil. Mmmm ... si yogurt yang ager-ager-y itu
teksturnya di lidah lembut banget trus dia lumer dan menyebar dengan
indahnya bikin mulut saya bahagia banget. Aaahh enak pisan ... Sumpe ini
mah ga boong, saya mpe merem melek dengan ekspresi botol gitu di depan mbak
yang jualan sampe dia ketawa-ketawa.

Satu cup isi 150 ml itu dibandrol 3500 aja (compare with Elle n Vire(150ml)
6000, Yoplait (200ml) 13000). Alamaaak ... udah enaknya melayang gini,
murah pulak ... rasanya pengen saya pelok erat-erat si mbak sampe remet
saking senengnya. Kebayang aja, biasa saya makan yoplait 1 cup ini bisa
dapet odise 4 cup. Kan lebih kenyang? *maruk yah gua hihihi*
Ada juga yang kemasan 1 liter harganya 23 ribu sajah. Keterlaluan kan?

Rasanya ada 16
Plain (no sugar), vanilla, strawberry, banana, chocolate, durian, sirsak,
mangga, honey, kopi, moka, grape, lychee, jambu, cherry, lemon
Dari apalnya aja ketauan kan seberapa tergila-gilanya saya ma yogurt ini?
he he he :P

Yogurtnya ini rasa buahnya emang bukan dari buah asli tapi dari essence,
makanya enak apa engganya tergantung essencenya juga
Yang paling enak kata saya Vanilla - rasanya kaya makan es krim vanilla,
dengan tekstur velvety dan rasa yogurt ... ooohh pokonya deh
Yang asik: stroberi, banana, chocolate, sirsak, duren
Yang ga ok menurut saya: jambu (bau obat) leci ma grape (manisss pisan)
Yang laen ok lah

Gimana nemuin kios nyempil ini?

Turun dari jembatan paspati ke arah tol pasteur, ada Giant dan Griya
berhadap-hadapan, mulai jalan pelan pelan aja deh
Abis itu ada Resto sunda Oneng, BMW, Hotel Nyland di kiri jalan
Sehabis hotel nyland ada jembatan kecil, nah persis sebelah jembatan ini
ada deretan kios, salah satunya kios yogurt ini
cari aja spanduk ijo tulisan kuning "Kios Yogurt Odise"

Dia nerima pesenan asal 1 hari sebelonnya, terutama buat yang 1 literan
karena dia ga stok semua rasa.
Bisa deliperi gratis di Bandung minimum 2 liter atau 20 cup
Ini alamatnya
Jl. Dr. Junjunan no 131
Bandung
ph. (022) 6078201
opening hours : 08:00 - 21:00
Katanya mah yang bikin emang orang prancis dan ga dijual selaen di tempat
itu
Saya pernah nemu sih di salon dijual, tapi harganya jadi 6500 bo :(
Kadaluarsanya 3 minggu asal di taro di kulkas terus *bukan di prizer*

Kalo mau, dia jual smoothies di gelas gitu *yogurt plain diblender pake
buah asli* harganya kalo ga salah 7 rebu/ gelas.
Enak deh. saran saya laen kali kalo lagi maen ke Bandung, mampir dulu deh
ke sini sebelon masuk tol
Buat yang beli banyak, dia juga jual kotak styrofoam + es supaya teksturnya
biar dibawa jalan jauh gak rusak
*gak rusak kok, saya udah nyoba, sampe jkt tetep selamet*

Eh soal teksturnya yang padet itu, saya sempet maen sulap ama ponakan saya
pake cup yogurt ini
"Liat nih liat ... bisa dibalik ga tumpah loooo"
*balik cup odise trus cepet kembaliin lagi ke posisi semula*
Dasar anak kecil, dia langsung terinspirasi pengen nyobain
Langsung dibaliklah si cup odise yang udah dimakan ama dia separo sambil
diaduk2 ... ga pake cepet lagi ngebaliknya ... matekkkk hihihihi
Alhasil tumpahlah sang yogurt dengan sukses berhamburan kena baju dan
lante, dan dimarahinlah sayah sama ibunya gara gara ngajarin yang ngga
bener. Nasib ... nasib ...

Review dari Bu Cindy

Ikan Bakar Mai Mai Yogya

YOGYAKARTA - Minggu lalu di Yogya dan diajak sama kawan orang Yogya utk makan di Resto
Ikan Bakar Mai Mai.
Lokasinya kira kira di sekitar belakang Ambarukmo dekat selokan Mataram yg
terkenal itu.

Alamat persisnya: Jl Babarsari (Utara Depok Sport Center) tel 0274 7826983.
Asmen nya: mas Ridwan Santoso.

Ambiencenya cantik dan harganya harga mahasiswa. Dekor dng model cafe cafe
ikan bakar di Bali rasanya batu bata merah expose. Romantis buat yg mau bawa
pasangan hehehe..he.

Pemiliknya konon salah satu chef di hotel bintang 5, makanya servicenya juga
mencerminkan profesionalisme tinggi.

Ada paket paket yg ikannya ga bisa milih, @ Rp.10,000.- termasuk sayur
plecing kangkung sambal bawang yg enak banget. Saya nyoba ini krn memang
ingin tahu.
Bisa juga pake ala carte milih ikan dng ditimbang.

Yg makan kebanyakan mahasiswa, tempat parkir lumayan luas dibelakang.

Warung Bakmi Mbah Mo Code


YOGYAKARTA - Suatu sore, setelah berjalan-jalan dibeberapa tempat korban gempa yang mengharu biru kalbu termasuk runtuhnya sebagian bangunan gereja Hati Kudus Yesus Ganjuran dan sedikit goyangnya Candi Hati Kudus Yesus, maka, partner saya yang membantu posko di kepatihan dan saya, berkesempatan untuk menikmati mie godog Mbah Mo yang terkenal itu.

Awal mulanya, kami sedikit pesimis apabila warung Mbah Mo ini buka, tetapi partner saya yang orang jakarta dan belum pernah merasakan Bakmi Mbah Mo, tetep keukeuh untuk mencoba ke arah mbah Mo. Dia berharap akan buka warungnya, ataupun kalo tidak, tetap bisa melakukan kunjungan lapangan. Dan kami bersyukur, bahwa Mbah Mo buka lebih dari seminggu, jadi kalo dikira-kira dari kejadian gempa sabtu 27 mei, dia buka sekitar tanggal 4 juni... Hebat sekali karena rumah tinggal Mbah Mo sendiri rusak parah bahkan beberapa dinding ambruk.

Pesanan kami adalah bakmi godog plus sayap untuk Partner dan bihun godog plus sayap untuk saya.... Kuah bakmi yang kental karena kaldu ayam yang gurih terasa lebih nikmat, terasa lebih gurih dan bakmi yang disajikan sangat menggugah selera.... potongan kol, sayap ayam utuh, bihun dan bawang goreng tetap menunjukkan kekhasan bakmi godog Mbah Mo dibandingkan dengan bakmi godog dari warung lain... Kami berdua bersemangat makan, apalagi si Abang ini hanya keseringan mendengar kehebatan Bakmi Mbah Mo dari para Oxfamer (staff Oxfam Ind) yang gandrung Bakmi Mbah Mo ini. Rupanya abang ini terprovokasi juga dan meludeskan bakminya dengan hanya beberapa menit saja...tandas dengan guyuran teh jahe hangat yang manis dan legit karena gula batu yang berkualitas bagus (bukan gula batu kotak lho ya...yang berwarna merah dan menghasilkan kemanisan yang menurut saya yang ga suka gula...manissss.

...banget...)

Sebenarnya yang ingin saya ceritakan bukan hany Bakminya itu sendiri, tapi semangat orang-orang yang menjadi korban gempa yang kehilangan rumahnya, yang sakit raganya karena kejatuhan genteng atau tembok rumahnya, ataupun trauma psikis akibat gempa, tetapi pada semangat orang-orang tersebut yang tetap menjalani hidup sebagaimana dulu kala sebelum terjadi gempa... Mereka, ditengah puing-puing rumahnya, dan tinggal di tenda seadanya, mampu bangkit mengatasi segala kelemahan mereka dan tetap menjalani hidupnya dengan mengatakan. "kawula punika pasrah kalian kersaning Gusti Allah Mbak lan pitados Gusti bade paring berkah ingkang linuber" (kami hanya pasrah dengan kehendak Tuhan dan percaya bahwa Tuhan tetap memberikan berkah yang melimpah dari bencana ini).

Pelajaran yang sangat berharga didalam menapaki hidup yang keras ini dengan berkah dari menjadi relawan....

Monday, August 07, 2006

Naked Fish Seafood Boutique-Ruko Grand Wijaya


JAKARTA - Kemarin kami berkunjung ke ruko GrandWijaya, niatnya mau menonton X-men yang dimulai pukul 12.45. Jam 12 tepat loket sudah dibuka, dan kami mendapatkan dua karcis sekitar dua menit sejak loket dibuka, karena memang cenderung sepi saat itu. Sambil menunggu, sepupu saya bilang dia lapar. Tanpa pikir panjang kami berjalan keluar area 21.

Awalnya kami bingung. Di situ berderet tidak sedikit restoran yang menyediakan aneka makanan, tak terkecuali RM. Kenanga yang nasi campurnya juara. Sayang dia mengharamkan babi, jadi kami urungkan niat makan di Kenanga. Karena malas, kami tidak hendak beranjak jauh dari pintu 21. Tidak berapa jauh dari situ, tepatnya di depan supermarket Jepang Cosmo, ada sebuah resto berlabel NAKED FISH Seafood Boutique dengan motto: we cook our food with care and love. Kami putuskan untuk makan disitu.

Sekilas dari luar, tampak seperti toko/warung/gerai yang menjual ikan segar seperti di seupermaket atau pasar. Kami sempat ragu, betulkah ini restoran? Melihat keraguan kami diluar, seorang pelayan menghampiri dengan senyuman… “silakan mas”.

Kursi-kursi duduk berada di belakang deretan ikan segar, pantas saja tidak tampak dari depan. Nuansa biru khas menghiasi restoran dengan tatanan meja-kursi kontemporer yang segar. Konsep open-kitchen sepertinya sengaja mereka tekankan, karena tempat mengolah makanan yang dipesan berada tepat di belakang deretan ikan segar tadi. Jadi kami bisa dengan leluasa melihat proses memasak dari hulu ke hilir.

Sang pelayan bilang: “di sini porsinya agak besar-besar mas”. Tapi kami tidak gentar, karena tidak jauh berbeda dengan porsi badan kami yang tidak pernah kelihatan kecil-kecil. Saya memesan Shark Victims Set, terdiri dari kakap fillet bakar, udang goreng, dan calamari. Sepupu saya memesan Naked Fish set (grilled) yang hanya terdiri dari ikan kakap fillet bakar. Kedua menu tadi sudah beserta salad dan nasi.kentang goreng. Menu lain yang sepertinya istimewa: Salmon Lemon, Naked Prawn Pack, atau Naked Squid Pack. Makanan paket (10 macam) dibandrol dengan harga 40.000-63.000 rupiah. Minuman 5.000-20.000 rupiah. Menu solo (7 macam) 18.000-30.000 rupiah. Harga yang cukup ‘lumayan’ untuk penonton bioskop iseng seperti kami.

Tertera: 25 menit untuk makanan bakar dan 15 menit untuk makanan goreng, artinya waktu tunggu kami berkisar antara 10-30 menit sejak pesanan sampai di tangan sang koki. Setelah maskan yang kami pesan tersaji, kami tidak membuang waktu untuk segera menyerang onggokan makanan di piring lebar dengan ukuran yang memang besar.

Rasanya? Pecah banget! Khusus untuk bakaran, kelembutan ikan dan teksturnya pas dengan rasa yang masih juicy ketimbang overcooked. Selebihnya biasa saja (bisa ditemukan di tempat lain). Kakap fillet bakar yang dijanjikan memang ‘bermain’ di lidah. Dengan kehangatan panggangan yang masih tersisa, garlic butter meleleh meresap ke bagian-bagian sempit serat ikan. Ada tiga saus yang tersaji, saus tartar, saus sambal, dan sour dressing yang pas sekali dengan ikan bakar. Walaupun Naked Fish merupakan pilihan terliar yang pernah kami jalani, nyatanya bisa jadi petualangan lidah yang lumayan.

Alhasil 128.000 rupiah termasuk pajak harus kami bayar untuk petualangan ini. Plus 15 menit ketinggalan film X-Men!!!

Review dari Pak Gandrasto Bangko

Tahu Telor @Apartment Kelapa Gading



JAKARTA - Hari Minggu malam karena laper saya ama temen saya ke wilayah ke kelapa Gading kebetulan saya kangen sama tahu telor yang lokasinya di Apt. Kelapa Gading(kl ga salah dpn sport club). Disitu banyak banget ragam makanan mulai dari japanesse, sate solo, sate tulang&brutu, Steamboat dll.

Terus saya pergi ke warung tahu telor Surabaya disitu dan pesan 2 tahu telor dan 1 tahu campur plus 1 teh botol, 2 teh tawar dan krupuk.

Untuk tahu telornya isinyna tahu, lontong, telor, taoge , kerupuk dan disiram dengan petis+kacang yang diuleg dgn harmonisasi yang ciamik abis sehingga aroma wanginya begitu dihidangkan begitu menggoda dan rasa gurih kacang bercampur petisnya mantabs banget bikin ketagihan.

Untuk Tahu campurnya : isinya kikil, tahu, taoge, perkedel dari ketela namanya lentho yang ini juga enak, kuahnya ga amis dan petisnya memang aduhai. Pas saya tanya yang punya Pak Nurcholis memang dia memakai petis yang kualitas bagus sehingga rasanya mantab.

ada 2 macam petis yang dipakai :

1. Kalau yang hitam pekat masih pure dipakai untuk rujak cingur
2. kalau yang sudah dicampur bumbu2 dipakai untuk tahu telor, tahu campur.

total kerusakan Rp. 27.000

Review dari Pak Budi

RM padang Citra Rasa aliran padang panjang@Kapt Tendean


JAKARTA - Beberapa hari yang lalu saya dikasih informasi oleh sedulur Henry Santoso bahwa di kontan-online.com ada rubrik kedai yang memuat tentang Rumah Makan Padang Citra Rasa. Omong punya omong ternyata restaurant padang ini punya kekhasan dalam hal menu yaitu ada beberapa menu yang dimasak ala Singgang (Diatas wajan diberikan daun pisang 2 lapis yang disusun sedimikian rupa dan ga boleh bocor) seperti Ikan Patin asam pedas (Pangek) yang di singgang, Penci Singgang (kerang air tawar yang hanya hidup di danau Singgarak seperti dituturkan Pak Jechry Fisher sang pemilik restaurant, jamur Singgang dan ayam singgang.

Lalu kemarin hari Rabu 14/6/06 karena sekalian ada meeting di Menara Jamsostek sekalian juga saya lunch bareng sedulur Henry Santoso, Uni Fathia, Bang Jeffrey , Sedulur Endro, mbak Sitta dan saya sendiri. Lalu sembari ngobrol2 kami menunggu menu2 yang akan dihidangkan dan itemnya ternyata banyak. Untuk review kali ini saya lebih focuskan ke Ikan Patin asam pedas masak Singgang, Penci masak Singgang, dan jamur masak Singgang dan ikan bili.

Untuk rasa Ikan Patin Singgangnya terasa sedap apalagi ada aroma daun pisang yang menambah warna khas dari menu ini, patin-nya tidak hancur bagus teksturnya, tidak bau tanah, dan rasa asam pedasnya mempunyai harmonisasi yang indah. Untuk Penci alias kerang air tawar yang hanya ada di danau singgarak ternyata lezatttttttttttttttttttt dimasak ala singgang ini aroma wangi daun pisangnya turut membalut sehingga ada citarasa unik yang bisa ditampilkan, dan jamur masak singgangnya setipe dengan penci ala singgang tsb , lezat dan wangiiiiii asoyyyyyyy deh. Untuk ilang bili2nya kayak ikan asin tp ga asin asik dimakan karena kriuk2 dan baunya ga menyengat.

Untuk menu yang lain seperti rendang, tunjang, ayam pop , ayap top (dibalut pakai telor ketika menggoreng),telor ikan kakap terbilang enak dan tidak pelit bumbu. Overall untuk rasa, harga dan pelayanan tidak mengecewakan.

Photonyya bisa diakses di : http://ca.pg.photos.yahoo.com/ph/mcdon1978z/album?.dir=/db9cscd

Untuk alamatnya bisa disni :

Jl. Kapten Tendean No. 12B, Jakarta Selatan , TELP : 7902934
Jl. Raya Bypas Losarang Muntur indramayu : telp : 0234 - 507130
Jl. Raya Padaasih Cibogo-Subang, telp : 0260 415847

ada lagi dikalimalang tp saya ga ada informasinya. Untuk lebih jelasnya nanti bisa call Pak Jechry Fisher HP: 08161109647, 08161191414.

Notes : Gagrak RM Citra rasa ini adalah Gagrak Padang Panjang.

Review dari Pak Budi