Google

Wednesday, August 16, 2006

Warung Bakmi Mbah Mo Code


YOGYAKARTA - Suatu sore, setelah berjalan-jalan dibeberapa tempat korban gempa yang mengharu biru kalbu termasuk runtuhnya sebagian bangunan gereja Hati Kudus Yesus Ganjuran dan sedikit goyangnya Candi Hati Kudus Yesus, maka, partner saya yang membantu posko di kepatihan dan saya, berkesempatan untuk menikmati mie godog Mbah Mo yang terkenal itu.

Awal mulanya, kami sedikit pesimis apabila warung Mbah Mo ini buka, tetapi partner saya yang orang jakarta dan belum pernah merasakan Bakmi Mbah Mo, tetep keukeuh untuk mencoba ke arah mbah Mo. Dia berharap akan buka warungnya, ataupun kalo tidak, tetap bisa melakukan kunjungan lapangan. Dan kami bersyukur, bahwa Mbah Mo buka lebih dari seminggu, jadi kalo dikira-kira dari kejadian gempa sabtu 27 mei, dia buka sekitar tanggal 4 juni... Hebat sekali karena rumah tinggal Mbah Mo sendiri rusak parah bahkan beberapa dinding ambruk.

Pesanan kami adalah bakmi godog plus sayap untuk Partner dan bihun godog plus sayap untuk saya.... Kuah bakmi yang kental karena kaldu ayam yang gurih terasa lebih nikmat, terasa lebih gurih dan bakmi yang disajikan sangat menggugah selera.... potongan kol, sayap ayam utuh, bihun dan bawang goreng tetap menunjukkan kekhasan bakmi godog Mbah Mo dibandingkan dengan bakmi godog dari warung lain... Kami berdua bersemangat makan, apalagi si Abang ini hanya keseringan mendengar kehebatan Bakmi Mbah Mo dari para Oxfamer (staff Oxfam Ind) yang gandrung Bakmi Mbah Mo ini. Rupanya abang ini terprovokasi juga dan meludeskan bakminya dengan hanya beberapa menit saja...tandas dengan guyuran teh jahe hangat yang manis dan legit karena gula batu yang berkualitas bagus (bukan gula batu kotak lho ya...yang berwarna merah dan menghasilkan kemanisan yang menurut saya yang ga suka gula...manissss.

...banget...)

Sebenarnya yang ingin saya ceritakan bukan hany Bakminya itu sendiri, tapi semangat orang-orang yang menjadi korban gempa yang kehilangan rumahnya, yang sakit raganya karena kejatuhan genteng atau tembok rumahnya, ataupun trauma psikis akibat gempa, tetapi pada semangat orang-orang tersebut yang tetap menjalani hidup sebagaimana dulu kala sebelum terjadi gempa... Mereka, ditengah puing-puing rumahnya, dan tinggal di tenda seadanya, mampu bangkit mengatasi segala kelemahan mereka dan tetap menjalani hidupnya dengan mengatakan. "kawula punika pasrah kalian kersaning Gusti Allah Mbak lan pitados Gusti bade paring berkah ingkang linuber" (kami hanya pasrah dengan kehendak Tuhan dan percaya bahwa Tuhan tetap memberikan berkah yang melimpah dari bencana ini).

Pelajaran yang sangat berharga didalam menapaki hidup yang keras ini dengan berkah dari menjadi relawan....

0 Comments:

Post a Comment

<< Home